Pedang
Nafsu
menantang kekurangan.
Hawa
pantang kerendahan
Antara
iya atau tidak
Bergelut
diarena kuasa
Bertanya
kepada si tuli
Menjawab
dengan lantang si bisu
Tentang
“sebuah nama” kata si bisu, kemudian.
Ketiganya
jalan tanpa sanjungan
Mencari
temuan untuk sebuah suara
Tapi
mereka berpisah
Baik
nama maupun jabatan
Rasa
duka suka telah mati
Yang
tercerna masih adakah “surga”
Tetapi.
Terdengar juga oleh si tuli
Dan.
Si bisu-pun menjawab
“seburuk-buruknya
kami ujungnya masih mengenal keburukanmu!”
Komentar
Posting Komentar